SAHABAT JADI CINTA
“lucu kan lim, lucukan bandonya!!!
Warna kuning lagi, warna favoitku. Kok dia tau sih kalau aku suka sama bando chibi gini. Kemarin itu tiba-tiba dia keinget aku pas lagi jalan-jalan sama temenya. Dia baik banget lim,
perhatian banget deh! Oh ya lim kamu tau nggak kalau si Alvin itu” belum selesai
bicara alim tiba-tiba mencubit bibirku yang terus nerocos itu menggunakan sumpit.
“iya….aku tau kalau bando dari
Alvin itu lucu, unik, bagus dan menarik. Tapi crewetnya dilanjutin nanti ya,
sekarang kita makan dulu.”
Santi mengerucutkan bibir mungilnya
tanda ia sangat kesal. Alim yang memandanginya hanya gemas, dengan lembut diusapkannya
rambut gadis itu.
“santi sayang, nantikan crewetnya
bisa diterusiin lagi, sekarang udah mau masuk nih, makannya cepet diabisin ya”
kata alim lembut.
Alim
dan santi adalah sahabat dari kecil. Sekarang ia sudah kelas XI murid SMK TERUNA JAYA 1 GUNUNGKIDUL. Sifat santi yang kekanak-kanakan, cerewet, manja,
supel, dan sangat ceria ini sungguh berlawanan dengan sifat alim yang cenderung
kalem, dewasa dan tidak banyak omong. Mereka seakan diciptakan untuk saling melengkapi
satu sama lain. Santi sebagai pendongeng sedangkan alim sebagai pendengar setia.
Kalau kita belum mengenal mereka lebih dekat, pasti akan mengira bahwa mereka lebih
dari sahabat atau bisa dibilang pacaran.
Mereka selalu terlihat bersama,
dimana ada santi dimana itu juga ada alim. Sulit dipercayai oleh teman=temannya
bahwa santi dan alim hanya sebatas sahabat.
Beberapa
minggu ini diketahui bahwa santi memiliki pacar, namanya Alvin, anak terkaya di kabupaten Gunungkidul,
ayahnya memiliki bisnis susu sapi, dia juga murid dari SMA terfavorit yaitu di
SMA N 1 WONOSARI Kabupaten Gunungkidul.
Sudah dua hari ini Alvin
mengantar-jemput santi, yang mengharuskan alim berangkat-pilang sendiri. Sebenarnya
santi kasian pada Alvin tapi tak bisa dipungkiri bahwa ia juga sangat ingin selalu
bersama Alvin sang pacar sekaligus cinta pertamanya.
Suatu
kali ada teman yang bertanya alim.“ bro…..sebenarnya elo sama santi itu pacaran
nggak sih”.
Alim yang sudah kebal mendengar petanyaan
semacam itu hanya menjawab enteng.
Kan udah gue bilang, kalau gue sama
santi dari dulu itu sahabatan, udah gue anggap seperti saudara sendiri”.
Temannya mendecakkan lidah sambil
geleng-geleng kepala.
“bukan gitu bro, kalau gue perhatiin
loe itu pengen selalu ada di dekat santi dan ingin melindungi dia terus, iya kan?”
Alim tersenyum simpul mendengar omongan
temannya itu.
“aduh segitunya loe merhatiin gue”.
Alim tergelak.
“ kan itu gunanya sahabat brooo…!!!!”
“ busyet deh……. Ternyata loe gak cukup
dewasa seperti yang Gue pikirin broo..”
------------------------hari berikutnya-----------------
Hari
ini pelajarannya adalah praktik megagenda surat. Murid-murid segera mengambil peralatannya seprti buku besar,
penggaris, pena, pensil, penghapus, dll.
“ ibu ada rapat dengan pak kepala
sekolah, setelah kalian membuat surat dan mengagendanya, hasilnya kumpulkan dimeja
ibu, setelah itu kalian boleh pulang…. Tapi, inget!!!pulang ketika bel sudah berbunyi”
perintah ibu. Sumardinem
“iya bu..” jawab anak-anak kelas
XI ADM. PERKANTORAN serentak.
---------------------- beberapa menit kemudian------------
Ihhh…uhhh……hahahaha…klik..klik..klik….
kok lucu sih bentuknya, ada yang full block style, block style, semi block
style, idented, dan hanging paragraph. Alim…!!!! Sini deh … bentuknya lucu-lucu
yaa….menurut kamu aku harus milih yang mana? Kamu kan cerdas jadi tau donk yang
paling unyu mana. Lucu mana…… yang ini atau yang ini, atau malah ini, atau nggak
yang ini, lucu yang hanging ya, bentuknya gini,,,alim!!!,, yang mana?”
Alim yang sudah hapal sama kecerewetan
santi, hanya membelah senyum manis, dilanjutin dengan kata-kata “ iya… itu memang
lucu, kamu pilih yang hanging aja”
“ oke kalau gitu aku buat yang hanging
ya…… kamu duduk disamping aku aja… kamu jangan pergi, janganloh, jangan,,
tungguin sebentar ya, tungguin loh”
Alim duduk diam disamping santi sambil
memperhatikan sikap santi yang konyol.
“nih,,, nih udah belom? Liat deh,
liat yang bener, oh yakalaukomen yang jujur, janganboongloh,
nantikalauboongdosaloh, nantiallahmarahloh” suara santi membuyarkan lamuan akan
angan semu yang menari di kepala alim, ia lalu menganggukan kepala.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi saatnya murid kelas XI
ADM.PERKANTORAN pulang. Dan tak lupa mengumpulkan
surat dan agendanya kemeja ibu Mardinem.
Seperti hari-hari
terkhir ini alim hanya pulang sendiri, santi pulang dengan sang pacar.
Ketika santi menunggu di gerbang sekolah tiba-tiba ada adit yang
mengagetkanku.
“ san, gue suka mikir, loe lebih cocok sama alim ketimbang sama
Alvin” ucapnya
“ kok kamu gitu sih, aku sama alim itu hanya sebatas sahabat nggak lebih”
“ tapi, kalau liat cara alim mandang loe, dia seperti sayang banget sama
loe, gue ngrasa itu bukan seperti pandangan seorang sahabat, yang gue ketahuin itu
lebih dari sahabat. Gue cuman belom bisa deskripsiin, mungkin cinta mungkin juga
bukan. Elo aja yang kurang tau, well gue piker kaya gitu”
Kening santi semakin berkerut mendengar penyataan dari adit,
pikirannya semakin kacau.
“ udahahh, kamu ngomongnya semakin ngelantur! Gue sama alim hanya sebatas
sahabat, bener deh, suwer, tekewer-kewer.”
“ terserah apa kata loe san. Yang gue tau alim benar-benar sayang
elo” celoteh adit
-------------hari berikutnya-----------
“ masa gue kemarin liat Alvin lagi jalan sama cewek lain lim,
pegangan tangan lagi, mesra-mesraan lagi, Alvin jahat banget sih lim. Apa aku udah
nggak pantas jadi pacarnya? Dia kok tega banget buat aku sakit hati, sakit lim!
Sakitnya tuh disini…..” curhat santi pada alim di ruang tamu rumah alim. Sudah hampir
1 jam ia meracau, mengucap kata-kata
yang sama dengan berlinangan air mata. Alim memandangi kerapuhan hati gadis itu,
ia hanya bisa menahan gejolak dihatinya, untuk sekedar memeluknya ia hanya bisa
melakukan menepuk-nepuk punggung santi dan mengusap air matanya.
Selang beberapa
waktu, tangis santi mereda, tisu berserakan dimana-mana, dimeja, kursi bahkan lantai
ruang tamu.
“ kita pergi yuk, kemana gitu. Itung-itung untuk menghibur diri”
ajak alim.
“emz….” Jawab santi dengan malasnya.
Mereka jalan-jalan sampai larut malam.
Sebelum pulang alim memberikan bunga tulip kuning untuk santi.
---------keesokan harinya----------
Alim berpamitan pada santi ia ingin ke kota Yogyakarta, sekedar melihat-lihat
suasana di kota itu.
Sekarang santi benar-benar
kesepian. Pada saat santi bersih-bersih rumah ada sebuah majalah yang berisi tentang“
ARTI SEBUAH BUNGA”
Disitu arti sebuah bunga tulip kuning adalah cinta yang tulus dan tak
terbalas. cinta yang tak mempunyai harapan. Jika seseorang memberimu bunga ini,
dia tak ingin tau tentang perasaanya, ia memilih untuk menutup perasaan rapat-rapat
padamu.
Jadi….. jadi selama ini alim menyukaiku? Mencintaiku? Tapi….. cinta itu
tak terbalas karna ada… ada Alvin? Bahkan ia memilih merahasiakan itu dariku…
aku merasa bersalah, kenapa aku baru sadar sekarang? Hari ini? Lagipula sejak kapan
alim memendam perasaan untukku? Sejak awal bersahabat? Atau akhir-akhir ini? Seketika
pikiranku menemui jalan buntu. Mengapa aku tak menyadari sama sekali?.
---------------beberapa minggu kemudian-------------
“hallo… santi kamu kesini donk… kerumahku… mau oleh-oleh nggak?”
“kamu udah pulang lim,,,, oke aku kesana ya”
5 menit kemudian
Tok….tok…tok..alim…alim
“ hey san…. Yuks masuk”
”ini oleh-oleh buat kamu”
“wah ini buat aku lim,,,,, bajunya bagus banget, keren, unyu, lucu,
warnanya kuning lagi, makasih alim, makasih, makasih…”
“emz,,, iya bawelku”
“alim” ucap santi
“iya”
“aku mau kamu jujur”
“he.em… apa?” Tanya alim penasaran
“apa kamu suka aku”
Alim hanya bisa diam, hatinya bergetar, jantungnya berdetak kencang.
“maksud kamu”
5 menit……. 10 menit….. 15 menit berlalu
“ya…iya san…sejak SMK kelas 1 aku udah suka sama kamu, tapi aku
takut, takut kalau kamu malah menjauh, kalau kehilangan kamu, kamu yang
cerewet, supel dan ceria.
Aku langung
memeluk alim, aku tak bisa menahan, air mata menetes, mengalir semakin deras.
“aku mencintaimu san” ucap alim
“aku juga” jawabku
“jadi….jadi kamu juga suka aku?... kamu mau nggak jadi kekasihku,
jadi pendamping hidupku” ucap alim
“iya…. Aku mau… tapi kamu harus janji kalau kamu nggak bakal
selingkuhin aku” kata santi
“aku janji sayank” ucap alim dengan rendah tapi begitu manis.
---------------hari selanjutnya-----------------
Aku dan alim semakin hari semakin mesra. Teman-teman pun mendukung
hubungan kita. Kini aku menemukan kebahagiaan yang sebenarnya.
Semua ini berawal dari sebuah persahabatan yang berubah menjadi
cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar